Institut Teknologi Bandung (ITB) mendirikan kampus baru ITB di Cirebon. Hal itu dilakukan demi meningkatkan untuk membangun riset ke depan dan berkontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dalam skala regional maupun nasional.
Lahan seluas 30 hektare sudah dipersiapkan untuk pembangunan Kampus ITB di Cirebon yang terletak di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Saat ini bangunan kampus ITB di Cirebon sudah selesai dibangun yang berlokasi di Kecamatan Watubelah.
Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencananaan, dan Pengembangan (WRURK) ITB Wawan Gunawan A. Kadir mengatakan, alasan pengembangan kampus ITB Cirebon karena melihat jumlah mahasiswa asal Jawa Barat per jumlah penduduknya termasuk yang rendah. Oleh karena itu, maka Jawa Barat perlu membangun perguruan tinggi.
“ITB sebagai perguruan tinggi di Jawa Barat berkewajiban meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi,” kata Wawan yang dikutip dari laman ITB, Jakarta, Jumat(21/12/2018).
Baca Juga :
Alasan kedua, kampus ITB di Jalan Ganesha, Bandung areanya sangat terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam bidang riset oleh para ahli teknik membutuhkan area baru yang lebih luas. “Kita sebut itu sebagai multi kampus, salah satunya selain Jatinangor adalah Cirebon,” katanya.
Wawan Gunawan melanjutkan, alasan ketiga ialah karena ITB memiliki jurusan Oceanografi dan juga teknologi yang berhubungan dengan laut, maka perlu kampus yang mempunyai aksesibilitas ke luat. “Kalau di Bandung kan daerah pegunungan, dengan di Cirebon maka aksesibilitas ke lautnya lebih dekat lagi,” ujarnya.
Kunjungan ke Kampus ITB Cirebon
Dalam rangka pengenalan lokasi pembangunan multi kampus, Rektor ITB Profesor Kadarsah Suryadi beserta pimpinan kampus ITB melakukan kunjungan sekaligus peninjauan ke kampus ITB Cirebon di Watubelah dan Arjawinangun. Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Cirebon.
“Kedatangan kami ke ITB di Cirebon pertama dalam rangka untuk mengetahui suasana kampus Watubelah dan lokasi pembangunan kampus ITB Arjawinangun. Kedua, sekaligus meneguhkan kembali komitmen ITB untuk mengembangkan kampus ITB di Cirebon,” kata Profesor Kadarsah saat bertemu dengan Bupati Cirebon Dicky Saromi.
Bupati Cirebon berharap kehadiran kampus ITB di Cirebon dapat memberikan secercah harapan dalam pengembangan pendidikan dan penelitian yang dapat memberikan sumbangsih nyata bagi pembangunan di wilayah tersebut.
Dia mengatakan, Cirebon menjadi salah satu wilayah Jawa Barat yang potensial karena memiliki geografis dan aksesbilitas paling tinggi di Jawa Barat. Cirebon berada di Pantau Utara, berbatasan dengan Jawa Tengah, mempunyai tiga jalan tol, punya pelabuhan udara dan pelabuhan laut, dan mempunyai kereta api dua jalur lintas utara dan selatan. “Ini suatu anugerah dari sisi aksesibilitasnya yang tinggi,” katanya.
Meski memiliki potensi, namun Kabupaten Cirebon termasuk 4 besar dari bawah yang kemiskinannya paling tinggi. Sekitar 12.9 persen atau hampir 410.000 jiwa penduduk, dari jumlah total penduduk 2,1 juta berada dalam kategori miskin. “Dan itu ada dalam tantangan kita dan kami berharap dengan adanya kampus ITB akan memberikan secercah harapan, bagi tumbuh kembangnya satu penelitian atau research dan memberikan sumbangsih yang nyata bagi pembangunan di wilayah ini,” katanya.
Kampus ITB di Cirebon akan dibangun melalui skema pembiayaan dari berbagai sumber seperti hibah Pemprov Jabar, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha), Kemenristek Dikti, industri, dan lainnya.
Harga Tanah Naik
Adanya pembangunan ITB Cirebon ini menimbulkan kenaikan harga tanah di wilayah Arjawinangun dan sekitarnya harga tanah di sekitar Pasar Gaya (Winong) saat ini telah menyentuh angka Rp 1 juta/ meter. Sementara, menurut Survei yang dilakukan oleh JawaraProperty.com untuk Tanah Kavling Siap bangun, harga dipatok mulai 12 Juta/ Bata ( 1 Bata = 14 m2).
Belum ada komentar